Pesta Rakyat Cap Go Meh – Bogor Street Festival 2025: Wujud Persatuan dalam Balutan Budaya Nusantara

Pesta Rakyat Cap Go Meh – Bogor Street Festival 2025: Wujud Persatuan dalam Balutan BudayaNusantara

Bogor, Jawa Barat - Kota Bogor kembali menunjukkan wajahtoleransi dan keberagamannya melalui gelaran akbar tahunanPesta Rakyat Cap Go Meh – Bogor Street Festival 2025. Digelarpada 12 Februari 2025, perayaan yang menandai hari ke-15 setelah Tahun Baru Imlek ini tidak hanya menjadi agenda budayaTionghoa, tetapi juga menjadi panggung besar pertemuan budayadari berbagai penjuru nusantara. Di tengah riuhnya semangatmasyarakat merayakan Cap Go Meh, festival ini sekali lagimenegaskan peran Bogor sebagai salah satu kota yang berhasilmerawat harmoni di tengah perbedaan.

Tema “A New Beginning – Menyongsong Era Baru,” festival tahun ini diwarnai harapan baru seiring dengan bergantinyakepemimpinan daerah serta semangat pemulihan ekonomi dan sosial pascapandemi. Tema ini secara simbolis diangkat untukmendorong masyarakat Bogor dan Indonesia secara umumagar bersatu membangun masa depan yang lebih baik melaluipelestarian nilai-nilai budaya dan kebersamaan.

Pembukaan acara dilakukan secara resmi di Vihara Dhanagun, yang merupakan ikon keberadaan masyarakat Tionghoa di Kota Bogor. Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, turut hadir dan secara langsung meresmikan festival tersebut. Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi terhadapsemangat gotong royong dan keterlibatan semua elemenmasyarakat dalam menyukseskan kegiatan ini. Ia menyebutfestival Cap Go Meh di Bogor sebagai salah satu yang paling ikonik di Indonesia, bahkan berpotensi menjadi event berskalainternasional karena kekhasan budaya dan semangatmultietnis yang ditampilkan. Ia juga mendorong agar acara inike depannya dipromosikan secara lebih luas ke dunia internasional tanpa mengubah nilai-nilai tradisi yang selamaini menjadi kekuatannya.

Pj Wali Kota Bogor, Hery Antasari Padmadinata, dalampernyataannya menyampaikan bahwa festival ini tidak hanyamenjadi ajang hiburan rakyat, tetapi juga merupakan bentukkonkret dari toleransi, inklusi sosial, dan kebudayaan. Iaberharap bahwa Pesta Rakyat Cap Go Meh mampu terusmenjadi simbol persatuan yang membawa berkah sertamenghidupkan roda perekonomian Kota Bogor, khususnyabagi pelaku UMKM dan sektor pariwisata.

Rangkaian acara berlangsung meriah sepanjang Jalan Suryakencana, Jalan Siliwangi, hingga ke kawasan Batutulis. Ribuan warga dari berbagai latar belakang budaya dan agama tumpah ruah memadati jalur utama untuk menyaksikan parade budaya yang penuh warna. Tak hanya menampilkan atraksikhas Cap Go Meh seperti barongsai, liong, dan marching band, festival juga dimeriahkan oleh penampilan senitradisional dari berbagai daerah, termasuk marawis, ogoh-ogoh dari budaya Bali, dan reog Ponorogo. Kehadirandelegasi budaya dari luar negeri, seperti kelompok Ba Jia Jiang dari Taiwan, memberikan warna tersendiri dalamgelaran ini. Kehadiran mereka menunjukkan bahwa meskipunberasal dari budaya yang berbeda, semua dapat tampilberdampingan dalam suasana saling menghormati.

Salah satu daya tarik utama dalam festival ini adalah sajiankuliner khas Cap Go Meh. Makanan tradisional sepertiLontong Cap Go Meh menjadi simbol perpaduan budayaantara etnis Tionghoa dan masyarakat lokal Jawa. Hidanganini menggabungkan elemen tradisional seperti opor ayam, telur pindang, sayur lodeh, dan sambal goreng ati. Masyarakat dan wisatawan dari berbagai kota pun datang untukmenikmati sajian kuliner yang tidak hanya lezat, tetapi juga penuh makna filosofis. Lontong, misalnya, dipercaya sebagailambang kemakmuran, sementara telur melambangkanharapan baru dan keberuntungan.

Dari sisi ekonomi, Bogor Street Festival juga membawadampak positif yang signifikan. Para pelaku UMKM, pedagang kaki lima, hingga sektor transportasi lokalmendapatkan keuntungan dari meningkatnya kunjunganmasyarakat selama festival berlangsung. Hotel-hotel di sekitarlokasi acara dilaporkan mengalami peningkatan okupansi, sementara pedagang makanan dan suvenir mencatat lonjakanpenjualan. Pemerintah Kota Bogor menyatakan bahwa festival ini juga menjadi strategi promosi wisata budaya yang efektif, karena mampu menarik minat wisatawan domestik maupunmancanegara.

Pesta Rakyat Cap Go Meh tahun ini tidak hanya menjadihiburan tahunan, tetapi juga ajang edukasi dan refleksi tentangpentingnya menjaga nilai-nilai keberagaman dan toleransi. Di tengah berbagai tantangan sosial yang muncul akibatpolarisasi dan perbedaan pandangan, festival ini membuktikanbahwa kebudayaan dapat menjadi jembatan pemersatu yang ampuh. Masyarakat Bogor menunjukkan bahwa keberagamanbukanlah hambatan, melainkan kekuatan untuk melangkahbersama ke masa depan yang lebih baik.

Keberhasilan penyelenggaraan Bogor Street Festival 2025 menjadi tolok ukur bagi kota-kota lain di Indonesia dalammengelola perayaan budaya yang inklusif, aman, dan penuhmakna. Festival ini tidak hanya merayakan akhir dari Imlek, tetapi juga membuka lembaran baru dalam perjalanan Kota Bogor sebagai kota budaya yang modern namun tetapmenghargai akar tradisinya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mie Kocok Bogor: Sensasi Kikil Legit yang Bikin Nagih, Kuliner Ikonik Kota Hujan!

Tugu Kujang Bogor: Lebih dari Sekadar Ikon, Simbol Sejarah dan Identitas Kota Hujan

Jalan ke BMKG Puncak Amblas! Longsor Ancam Akses Warga sekitar!