Janji dan Visi: Mengupas Program Kerja Kepala Daerah Kota Bogor Pasca Pelantikan (Hard News)
Janji dan Visi: Mengupas Program Kerja KepalaDaerah Kota Bogor Pasca Pelantikan (Hard News)
Bogor, Jawa Barat - Pelantikan Dedie A. Rachim sebagai Wali Kota dan Jenal Mutaqin sebagai Wakil Wali Kota Bogor pada 20 Februari 2025 menandai babak baru dalam arah pembangunanKota Bogor. Mengemban amanah untuk periode 2025–2030, keduanya langsung bergerak cepat menyampaikan visi-misi sertaprogram prioritas mereka kepada publik melalui rapat paripurnadi DPRD Kota Bogor.
06/02/2025 - Visi yang mereka usung, “Bogor Beres, Bogor Maju,” menjadi pondasi dari seluruh rencana strategis yang akan dijalankan selama lima tahun ke depan. Filosofi “Beres” bukan sekadar selogan, melainkan semangat untukmenuntaskan permasalahan klasik yang selama ini menjadihambatan perkembangan kota. Sedangkan “Maju” mencerminkan cita-cita menjadikan Bogor sebagai kotamodern yang adaptif terhadap tantangan zaman.
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, Dedie dan Jenal menggarisbawahi tiga misi utama: Bogor Cerdas, Bogor Sehat Sejahtera, dan Bogor Lancar. Masing-masing misi mencakupaspek fundamental kehidupan masyarakat yang selama inimembutuhkan perhatian lebih serius.
Misi pertama, Bogor Cerdas, fokus pada peningkatan kualitasdan pemerataan akses pendidikan. Pemerintah berkomitmenmenyediakan fasilitas pendidikan yang memadai sertameningkatkan kompetensi tenaga pendidik. Tak hanyamengandalkan pendidikan formal, mereka juga mendorongperan aktif pendidikan nonformal dan swasta untukmenciptakan lingkungan belajar yang inklusif. Dedie menyatakan bahwa pendidikan adalah kunci memutus rantaikemiskinan dan membuka peluang masa depan yang lebihbaik bagi generasi muda Bogor.
Misi kedua, Bogor Sehat Sejahtera, menitikberatkan pada pelayanan kesehatan yang adil dan merata. Pemerintah Kota Bogor ingin memastikan bahwa seluruh warganya memilikiakses terhadap layanan kesehatan berkualitas, tanpadiskriminasi. Pembangunan puskesmas baru, penguatanlayanan keliling, hingga peningkatan fasilitas rumah sakitdaerah termasuk dalam agenda besar ini. Selain itu, dedikasiterhadap kebersihan lingkungan dan penanganan sampah juga dipandang sebagai bagian dari upaya menciptakan kota yang sehat secara menyeluruh.
Sementara itu, misi ketiga, Bogor Lancar, menjawabtantangan besar terkait kemacetan dan mobilitas publik. Kota Bogor selama ini dikenal dengan kepadatan lalu lintasnya, terutama di jam-jam sibuk. Untuk mengatasi hal ini, Dedie dan Jenal merancang strategi besar, salah satunya adalahmenghidupkan kembali layanan angkutan massal BiskitaTranspakuan yang sempat terhenti akibat penghentian subsididari pemerintah pusat. Mereka berupaya mencari skemapembiayaan baru agar layanan ini bisa kembali berjalan secaramandiri, namun tetap terjangkau masyarakat. Selain itu, pengembangan jalur pedestrian, penataan angkutan kota, sertaintegrasi moda transportasi juga akan menjadi perhatianutama.
Di luar tiga misi tersebut, pemerintahan Dedie-Jenal menaruhfokus besar pada tata kelola pemerintahan yang baik. Merekamenekankan pentingnya transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi publik dalam proses pengambilan keputusan. Dedie bahkan mengajak DPRD dan masyarakat sipil untuk bersama-sama mengawal pelaksanaan visi-misi agar tidak hanyaberhenti di atas kertas, melainkan benar-benar dirasakandampaknya oleh masyarakat.
Kolaborasi juga menjadi kata kunci yang terus merekagaungkan. Pemerintah Kota Bogor diharapkan mampumenggandeng sektor swasta, akademisi, dan komunitas lokaluntuk turut ambil bagian dalam mewujudkan cita-cita kota. Pendekatan pentahelix (pemerintah, bisnis, masyarakat, akademisi, dan media) dipercaya bisa mempercepat capaianpembangunan dengan pendekatan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Sebagai kota penyangga ibu kota, tantangan Kota Bogor memang tidak ringan. Namun, dengan kepemimpinan yang tegas, visi yang jelas, serta dukungan masyarakat, Dedie dan Jenal optimistis bahwa Bogor bisa bergerak menuju masa depan yang lebih baik. Lima tahun ke depan akan menjadimasa krusial, di mana semua janji politik diuji dalam kerjanyata yang berdampak langsung pada kehidupan warga. Masyarakat kini menanti: apakah slogan “Bogor Beres, Bogor Maju” akan benar-benar menjadi kenyataan.
Komentar
Posting Komentar